CatatanLampung, Lampung Utara, Kamis (15/5/2025) – Sejumlah petani singkong di Kabupaten Lampung Utara mengeluhkan rendahnya harga jual hasil panen yang tidak sebanding dengan biaya produksi. Salah satu petani, Pak Jamjuri, yang memiliki lahan di wilayah Tebing Leli, Kecamatan Abung Barat, menyampaikan keluhannya saat panen pada Kamis, 15 Mei 2025.
(Sumber vidio: Nurliana/Cl)
Menurut Pak Jamjuri, harga jual singkong saat ini hanya berkisar Rp950 per kilogram, angka yang dinilai jauh dari cukup untuk menutup biaya modal, seperti pupuk, tenaga kerja, transportasi, hingga persiapan tanam kembali.
“Dengan harga segitu, kami sangat kesulitan menutupi biaya operasional. Belum lagi untuk upah mencabut singkong, pupuk, dan bayar sopir. Kalau terus begini, petani bisa bangkrut,” ujarnya.
Lahan singkong milik Pak Jamjuri seluas 1 Ha dengan jenis bibit singkong thailand dan umur tanam 1 tahun 3 bulan dapat menghasilkan sekitar 30 – 40 ton setiap kali panen. Namun, keuntungan yang didapat sangat minim karena biaya tambahan seperti upah pencabut singkong yang mencapai Rp100 per kilogram, dan Rp120 per kilogram jika harus memindahkan ke pinggir jalan.
Ia pun berharap pemerintah dapat memberikan perhatian serius terhadap kondisi petani singkong, khususnya di Lampung Utara. Menurutnya, harga ideal untuk membantu kesejahteraan petani adalah Rp1.450 per kilogram.
“Kami hanya ingin pemerintah hadir dan peduli. Kalau harga bisa dinaikkan ke Rp1.450 per kilogram, itu sudah sangat membantu,” tambahnya.
Kondisi para petani singkong saat ini memang memprihatinkan. Mereka berharap ada langkah konkret dari pemerintah untuk menstabilkan harga dan melindungi nasib petani lokal. (Nurliana).
Judul: Petani Singkong Lampung Utara Keluhkan Harga Jual yang Tidak Sesuai Biaya Produksi
Editor: Suprianto
8,098 total views