Ekspedisi CatatanLampung ke Bukit Pesagi: Menapak Jejak Sejarah di Atap Lampung

CatatanLampung, Lampung Barat, Minggu (10/8/2025) – Berdiri megah setinggi 2.262 meter di atas permukaan laut (MDPL), Bukit Pesagi bukan sekadar titik tertinggi di Provinsi Lampung. Ia adalah benteng alam, saksi sejarah, dan penjaga cerita lama. Minggu (10/8/2025), sembilan warga Lampung Utara (termasuk seorang jurnalis CatatanLampung, Andi SM) menapaki jalur terjal menuju puncak, berangkat dari Kotabumi dengan semangat yang tak kalah tinggi dari bukit yang hendak mereka taklukkan.

Momen jurnalis Catatan Lampung di puncak 2.262 MDPL Bukit Pesagi, simbol pencapaian setelah menempuh jalur pendakian yang menantang, pada Minggu (10/8/2025) – (Sumber foto: Andi SM/Cl)

Dari Kotabumi Menuju Kaki Gunung
Rombongan bergerak sejak dini hari, menembus dinginnya udara lintas tengah Sumatera. Perkebunan kopi terbentang di kiri kanan jalan, aroma tanah basah dan embun pagi mengiringi setiap kilometer perjalanan menuju Lampung Barat.

“Sudah lama sekali saya ingin naik ke Bukit Pesagi, tapi belum pernah tercapai. Alhamdulillah, hari ini keinginan itu terwujud,” kata Daman, pendaki asal Desa Talang Bojong, Kecamatan Kotabumi, yang matanya berbinar ketika bercerita.

Mereka memilih jalur pendakian Pekon Hujung, Kecamatan Belalau. Tepat pukul 13.00 WIB, kaki-kaki mulai melangkah, menyibak heningnya hutan pegunungan.

Pendaki melewati jalur terjal dan licin di lereng Bukit Pesagi, menguji kekuatan fisik dan ketahanan mental dalam perjalanan menuju puncak – (Sumber foto: Andi/Cl)

Menembus Medan dan Hujan
Pesagi tidak memberi sambutan yang ramah. Akar pepohonan besar menjuntai di jalur, batu-batu licin tersebar, dan pacet mengintai di rerumputan. Baru seperempat perjalanan, hujan deras datang tanpa aba-aba, membuat setiap langkah terasa berat.

“Baju kami basah kuyup, tapi kami tetap melanjutkan perjalanan,” ujar Daman.

Lima jam penuh tenaga dan tekad teruji. Tepat pukul 18.02 WIB, sembilan sosok berdiri di puncak, napas terengah tapi hati lapang. Semua tiba bersama, semua merasakan kemenangan yang sama.

Jejak Sejarah di Punggung Pesagi
Bagi masyarakat adat, Pesagi adalah pusat kekuatan dan penopang keseimbangan alam. Sejarah mencatat penemuan peninggalan megalitikum di sekitarnya, bukti bahwa kawasan ini telah dihuni sejak ratusan tahun lalu.

Legenda menghubungkannya dengan tokoh pahlawan Lampung, Radin Inten, bahkan kisah yang lebih tua lagi. Di sini, alam dan sejarah berkelindan, menciptakan aura yang sulit diungkapkan kata-kata.

Rombongan pendaki tiba di Pos 2 pada ketinggian 1.710 MDPL, salah satu titik istirahat sebelum melanjutkan perjalanan menuju puncak Bukit Pesagi – (Sumber foto: Andi/Cl)

Puncak yang Menyihir
Dari ketinggian, awan menghampar di bawah kaki. Gunung Seminung berdiri gagah di kejauhan, Danau Ranau memantulkan cahaya senja seperti kaca raksasa.

“Rasanya seperti berada di negeri di atas awan,” gumam salah satu pendaki sambil memotret langit.

Langkah yang Berarti
Pendakian ini bukan hanya tentang mencapai titik tertinggi di Lampung, tetapi juga perjalanan batin—tentang persahabatan, perjuangan, dan rasa syukur.

CatatanLampung menutup ekspedisi ini dengan keyakinan: setiap langkah di jalur pendakian adalah bagian dari langkah panjang menjaga bumi Lampung, dari puncak tertinggi hingga desa terkecil di lerengnya. (Andi SM/Cl).

Judul: Ekspedisi CatatanLampung ke Bukit Pesagi: Menapak Jejak Sejarah di Atap Lampung
Editor: Suprianto

Informasi ini juga bisa Anda simak melalui streaming vidio catatanlampung:

 272 total views

About The Author

Reply